Kamis, 13 Desember 2018

E-commerce Jadi Sektor yang Banyak Menyerap Tenaga Kerja

Agen Bandar QQ Online - Country Manager, situs penyedia lowongan kerja JobStreet.com, Faridah Lim membeberkan beberapa sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Salah satu industri yang saat ini banyak menyerap tenaga kerja adalah perusahaan e-commerce.

"E-commerce itu serap banyak sekali tenaga kerja. Misalnya costumer service kayak Tokopedia itu costumer service-nya bisa banyak sekali," kata dia, di Jakarta, Kamis (13/12/2018).

Dia mengatakan kebutuhan tenaga kerja teknologi digital tentu masih akan meningkat. Selain karena munculnya berbagai perusahaan berbasis digital, juga karena beberapa perusahaan konvensional yang mulai go digital.

"Juga yang lagi digitalize lagi transform ke digital kayak supermarket, semua sudah mulai go online, go digital," ungkapnya.

Sektor hospitality semacam hotel dan restoran, juga diakui mampu menyerap banyak tenaga kerja.

"Hospitality seperti, restoran cafe hotel. Lihat di mall, toko-toko tutup yang buka banyak itu restoran dan cafe. Itu ramai. Dengan era kerja itu nggak perlu di kantor, kerja itu bisa di mana saja," ujar dia.

Selain itu, kata dia, tentu tidak dapat dimungkiri bahwa sektor manufaktur dan perbankan memang masih menjadi andalan sebagai sektor yang paling tinggi dalam menyerap tenaga kerja di tanah air.

"Pertama, industri manufaktur, itu paling tinggi menyerap tenaga kerja. Kedua itu perbankan. Perbankan juga banyak menyerap tenaga kerja," tandasnya. Agen Poker88 Online

Ada 72 Ribu Transaksi Impor E-commerce yang Coba Kelabui Aturan Bea Cukai

Demi melindungi industri kecil dan menengah dalam negeri, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Bea Cukai mengubah aturan terkait impor barang kiriman lewat e-commerce.

Melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 112/PMK.04/2018, pemerintah melakukan penyesuaian nilai pembebasan (de minimis value) bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI) atas barang kiriman dari sebelumnya USD 100 menjadi USD 75 per orang per hari.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bea Cukai Kementerian Keuangan, Heru Pambudi, mengatakan bahwa pasca kebijakan tersebut pihaknya menemukan sejumlah yang transaksi yang dilakukan sebagai upaya untuk menghindari kewajiban membayar bea masuk.

"Terdapat beberapa oknum yang memanfaatkan de minimis value dengan cara memecah barang kiriman menjadi beberapa pengiriman dan di bawah de minimis value dalam hari yang sama," kata dia, dalam Konferensi Pers, di Jakarta, Selasa (11/12/2018).

Heru mengatakan berdasarkan data importasi barang kiriman sejak 10 Oktober 2018, terdapat sekitar 72.592 Consignment Notes (CN) yang terjaring sistem anti-splitting.

"Sejak pengumuman sampau sekarang kami detect indentifikasi sebanyak 72.592 transaksi. Yang tadinya berusaha hindari bea masuk yang ditetapkan," ujarnya.

Upaya ini, kata dia, berhasil menyelamatkan penerimaan bea masuk dan pajak dalam rangka impor sebesar kurang lebih Rp 4 miliar.

"Karena mereka dianggap modus pemecahan maka mereka harus bayar kewajiban perpajakan dan jumlahnya," tegasnya. Agen Betting Online

0 komentar:

Posting Komentar