Minggu, 02 Desember 2018

Aksi Heroik Pemuda Bandung Mempertahankan Gedung Sate 73 Tahun Lalu

Agen Bandar QQ Online - Siapa tak kenal Gedung Sate? Dengan ciri khas berupa ornamen enam tusuk sate pada menara sentralnya, gedung ini telah lama menjadi penanda untuk Kota Bandung yang tidak saja dikenal masyarakat Jawa Barat, namun juga di seluruh Indonesia.

Konon pula, enam ornamen itu melambangkan modal pembangunan gedung sejumlah enam juta gulden.

Dari atas menara gedung yang dulu bernama Gouvernements Bedrijven ini, kita juga dapat melihat keindahan Gunung Tangkuban Perahu dan Gunung Manglayang. Pengunjung juga bisa menikmati pemandangan Kota Bandung.

Sementara itu, di bagian lain Gedung Sate juga terdapat ruangan berukuran besar yaitu Aula Barat dan Aula Timur. Acara resmi pemerintah biasanya digelar di tempat ini. Selain keunikan gedung, menara dan ornamennya, keindahan Gedung Sate semakin lengkap dengan adanya taman-taman berukuran luas.

Letaknya yang strategis di pusat Kota Bandung juga menjadikan Gedung Sate menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi ketika bertandang ke Bandung. Apalagi, gedung ini juga menyimpan cerita duka akan sejarah perjuangan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan.

Pada Senin 3 Desember 1945, terjadi tragedi memilukan di gedung bersejarah ini. Nyawa tujuh orang pemuda melayang karena berusaha untuk mempertahankan Gedung Sate dari serbuan tentara Gurkha yang ditunggangi tentara Inggris dan Belanda.

Tentara Gurkha merupakan orang-orang dari Nepal yang terkenal akan keberanian dan kekuatan fisiknya dalam berperang menggunakan pisau khas mereka yaitu kukri. Akibat dari Perjanjian Damai yang dinamakan Perjanjian Sugauli pada 1816, tentara Gurkha kemudian menjadi tentara kontrak yang melayani Perusahaan Hindia Timur Britania.

Pada tahun 1945, setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus, bangsa Indonesia mengalami suasana euforia. Di tengah suasana suka cita tersebut, Belanda ternyata belum bisa menerima kenyataan diusir dari Indonesia. Bersama Inggris, Belanda menghimpun kekuatan untuk dapat merebut sejumlah aset, salah satunya adalah Gedung Sate.

Pertempuran pecah pada 3 Desember selama hampir 2 jam yang mengakibatkan sejumlah orang tewas. Meskipun berhasil mempertahankan Gedung Sate, pejuang kita harus kehilangan nyawa tujuh orang pemuda. Lima jasad ditemukan, sedangkan dua jasad lagi tidak ditemukan.

Lima orang pemuda yang jasadnya ditemukan pada peristiwa mempertahankan Gedung Sate tersebut bernama Muchtarudin, Suhodo, Susilo, dan dua lagi tidak diketahui namanya. Sementara itu dua orang yang tidak ditemukan jasadnya diyakini bernama Rana dan Rengat.

Untuk mengenang peristiwa tersebut, dibuatlah sebuah prasasti pada 31 Agustus 1952 sebagai bentuk penghormatan kepada tujuh orang pemuda tersebut. Awalnya prasasti berbentuk batu itu terletak di halaman belakang Gedung Sate.

Kemudian, pada 3 Desember 1970, prasasti tersebut dipindahkan ke halaman depan Gedung Sate atas perintah Menteri Pekerjaan Umum saat itu. Posisinya tepat berada sejajar dengan pintu masuk dengan dikelilingi taman dan air mancur. Situs Judi Poker

Dibangun 4 Tahun

Peletakan batu pertama Gedung Sate dilakukan oleh Johanna Catherina Coops, putri sulung Wali Kota Bandung saat itu yaitu B Coops, dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia yaitu J P Graaf van Limburg Stirum, pada tanggal 27 Juli 1920.

Pembangunannya melibatkan 2.000 pekerja yang terdiri dari 150 pemahat atau ahli bongpay pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan Tiongkok yang berasal dari Konghu atau Kanton.

Selain bongpay, pembangunannya juga dibantu oleh tukang batu, kuli aduk, dan peladen yang berasal dari penduduk Kampung Sekeloa, Kampung Coblong Dago, Kampung Gandok, dan Kampung Cibarengkok.

Pembangunan Gedung Sate memakan waktu selama 4 tahun. Selesai pada September 1924 berupa bangunan induk utama, kantor pusat PTT (Pos, Telepon, dan Telegraf), dan Perpustakaan.

Banyak yang memuji gedung ini, karena dinilai sebagai bangunan monumental yang anggun dengan gaya arsitektur yang unik mengarah kepada bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa dengan sentuhan keanggunan Candi Borobudur.

Ir J Gerber sebagai arsitek utamanya memadukan beberapa aliran ke dalam rancangan Gedung Sate. Untuk bangunannya Gerber mengambil tema Renaissance Italia, sementara untuk jendelanya adalah Moor Spanyol. Menara Gedung Sate merupakan aliran Asia berupa gaya atap pura Bali atau pagoda di Thailand.

Pada puncak menara terdapat tusukan yang terlihat seperti tusuk sate karena menusuk 6 buah benda bulat seperti sate, versi lain menyebutkan melati atau jambu air. 6 buah sate ini melambangkan biaya yang dihabiskan untuk membangun gedung ini yaitu sekitar 6 juta gulden.

Awalnya, gedung ini dibangun untuk menjadi gedung Departemen Lalu Lintas dan Pekerjaan Umum. Namun kemudian menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda saat Batavia dianggap sudah tidak memenuhi syarat sebagai pusat pemerintahan karena perkembangannya, hingga akhirnya digunakan oleh Jawatan Pekerjaan Umum.

Kini Gedung tersebut digunakan sebagai Kantor Gubernur sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai pusat kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Awalnya Kantor Gubernur bertempat di Gedung Kerta Mukti di Jalan Braga Bandung, tapi kemudian dipindahkan ke Gedung Sate pada 1980.

Keindahan Gedung Sate juga didukung dengan taman di sekelilingnya yang dirawat dengan cukup baik. Tidaklah mengherankan jika taman ini sering dijadikan lokasi pemotretan foto pra-wedding, keluarga, pribadi, hingga menjadi lokasi syuting video klip artis lokal dan nasional. Agen Domino Online 

Penataan Ulang

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku akan menata ulang beberapa ruangan dan halaman Gedung Sate. Ia berjanji tidak akan mengubah struktur utama karena merupakan bangunan cagar budaya.

Ia sempat meninjau ke beberapa sudut Gedung Sate pada hari pertamanya berkantor. Menurut Emil, sapaan akrabnya, ada sejumlah ruangan maupun halaman mubazir yang harus dimanfaatkan.

"Saya punya mata sebagai arsitek, di sini banyak ruang-ruang mubazir sebenarnya lebih baik dimanfaatkan oleh masyarakat seperti di halaman belakang itu, asalkan tidak mengganggu aktivitas kerja pegawai," kata pria yang kerap disapa Emil ini, Minggu 9 September 2018.

Sebagai bangunan cagar budaya dan menjadi destinasi wisata, rencananya penataan Gedung Sate ini akan berkonsep ramah wisatawan. Ia menginginkan gedung yang dibangun pada 1920 ini tidak memiliki kesan angker dan formal.

"Jangan angker, jangan terkesan sangat formal seperti istana negara," ucapnya.

Emil menggambarkan penataan di beberapa sudut Gedung Sate ini seperti di halaman belakang yang akan dibuat pelataran. Di halaman tersebut nantinya bisa dimanfaatkan untuk menerima tamu kenegaraan.

"Kota Bandung kan cuacanya sejuk ya nanti bisa untuk makan malam di situ, bisa juga dijadikan untuk menerima tamu kenegaraan," jelasnya.

Realisasi penataan Gedung Sate tersebut rencananya dilakukan pada 2019. "Kalau yang menata Gedung Sate ini dalam setahun ke depan, itu kan anggarannya di 2019," kata Emil. Agen Betting Online

0 komentar:

Posting Komentar